Radang otak sangat
mengancam nyawa seseorang, terutama bayi
dan anak-anak. Tapi tak hanya bayi atau anak-
anak, orang dewasa pun tak terlepas dari
ancaman penyakit mematikan ini. Siapa saja
yang rentan terkena radang otak dan apa
gejalanya?
Radang otak atau yang dalam ilmu kedokteran
dikenal dengan meningitis adalah terjadinya
peradangan di selaput-selaput otak yang disebut
meningen, yang mengelilingi otak dan sumsum
tulang belakang.
Meningitis dapat disebabkan oleh berbagai
macam mikroorganisme, seperti virus, bakteri,
jamur atau parasit yang menyebar dalam darah
ke cairan otak.
Meningitis juga dapat disebabkan oleh penyakit-
penyakit yang dapat memicu peradangan dari
jaringan-jaringan tubuh tanpa infeksi, seperti
kanker. Juga karena luka fisik atau obat-obatan
tertentu.
Meningitis yang disebabkan oleh bakteri lebih
berbahaya ketimbang virus. Bakteri ini adalah
pneumokokus yang bisa mengakibatkan
kematian khususnya pada anak-anak. Bakteri
pneumokokus memang bisa hidup dan diam di
tenggorakan 10 persen orang sehat, baik bayi,
balita dan individu dewasa.
Seperti dilansir dari Mayoclinic, Jumat (11/6/2010),
orang-orang yang rentan terkena meningitis
adalah:
1. Usia
Kebanyakan meningitis yang disebabkan oleh
virus dan bakteri terjadi pada anak-anak di bawah
usia 5 tahun. Namun, sejak pertengahan tahun
1980-an, setelah adanya vaksin untuk anak,
pasien meningitis bergeser dari usia 15 bulan
sampai 25 tahun.
Menurut data, sekitar 50 persen anak yang
terkena meningitis dilaporkan meninggal. Jika
lolos dari maut, balita akan mengalami gejala-
gejala dari sisa penyakitnya seperti lumpuh, tuli,
epilepsi, lamban dan retardasi mental.
2. Orang yang berkumpul atau tinggal di
hunian padat penduduk
Orang yang tinggal perumahan yang padat
penduduk, siswa yang tinggal di asrama,
personil di pangkalan militer atau anak-anak yang
dititipkan di penitipan anak (day care) akan
meningkatkan risiko meningitis. Hal ini karena
penyebaran penyakit menjadi lebih cepat bila
sekelompok orang berkumpul.
3. Ibu hamil
Pada wanita yang hamil, ada peningkatan
kontraksi listeriosis, yaitu infeksi yang disebabkan
oleh bakteri listeria, yang juga dapat
menyebabkan meningitis. Bila ibu hamil memiliki
listeriosis, bayi yang belum lahir pun akan
berisiko terkena.
4. Bekerja di lingkungan yang berhubungan
dengan hewan
Pekerjaan yang selalu berhubungan dengan
hewan, seperti peternak, juga memiliki risiko
tinggi tertular listeria, yang dapat mengakibatkan
meningitis.
5. Orang dengan sistem kekebalan tubuh
lemah antara lain:
- Bayi yang lahir kurang bulan (prematur) dan
berat lahir rendah
- Bayi yang hanya diberi ASI sebentar atau sedikit
- Orang yang sering terpapar asap rokok
- Orang yang sering mengalami infeksi virus di
saluran pernapasan
- Penderita penyakit kronis seperti kanker dan
diabetes, penderita HIV
- Pengguna obat immunosuppresan juga lebih
rentan terhadap meningitis.
Sekitar 25 persen orang yang terkena meningitis
memiliki gejala yang berkembang selama 24
jam. Selebihnya, akan menjadi sakit selama 1
hingga 7 hari. Terkadang, jika seseorang
mengonsumsi antibiotik untuk infeksi lain, gejala
dapat berkembang lebih lama.
Seperti dilansir dari emedicinehealth, gejala
meningitis yang terjadi pada individu dewasa
adalah sebagai berikut:
Gejala umum
1. Sakit kepala
2. Leher kaku
3. Demam dan menggigil
4. Muntah
5. Takut lampu terang (photophobia)
6. Kebingungan
7. Kejang (ini terjadi pada sekitar sepertiga dari
pasien meningitis)
8. Infeksi saluran pernafasan atas (misalnya,
dingin, sakit tenggorokan)
Gejala lain
1. Kelemahan lokal atau kehilangan kekuatan
atau sensasi, terutama di wajah
2. Pembengkakan dan rasa sakit pada satu atau
lebih sendi
3. Ruam yang sering terlihat seperti memar
mengancam nyawa seseorang, terutama bayi
dan anak-anak. Tapi tak hanya bayi atau anak-
anak, orang dewasa pun tak terlepas dari
ancaman penyakit mematikan ini. Siapa saja
yang rentan terkena radang otak dan apa
gejalanya?
Radang otak atau yang dalam ilmu kedokteran
dikenal dengan meningitis adalah terjadinya
peradangan di selaput-selaput otak yang disebut
meningen, yang mengelilingi otak dan sumsum
tulang belakang.
Meningitis dapat disebabkan oleh berbagai
macam mikroorganisme, seperti virus, bakteri,
jamur atau parasit yang menyebar dalam darah
ke cairan otak.
Meningitis juga dapat disebabkan oleh penyakit-
penyakit yang dapat memicu peradangan dari
jaringan-jaringan tubuh tanpa infeksi, seperti
kanker. Juga karena luka fisik atau obat-obatan
tertentu.
Meningitis yang disebabkan oleh bakteri lebih
berbahaya ketimbang virus. Bakteri ini adalah
pneumokokus yang bisa mengakibatkan
kematian khususnya pada anak-anak. Bakteri
pneumokokus memang bisa hidup dan diam di
tenggorakan 10 persen orang sehat, baik bayi,
balita dan individu dewasa.
Seperti dilansir dari Mayoclinic, Jumat (11/6/2010),
orang-orang yang rentan terkena meningitis
adalah:
1. Usia
Kebanyakan meningitis yang disebabkan oleh
virus dan bakteri terjadi pada anak-anak di bawah
usia 5 tahun. Namun, sejak pertengahan tahun
1980-an, setelah adanya vaksin untuk anak,
pasien meningitis bergeser dari usia 15 bulan
sampai 25 tahun.
Menurut data, sekitar 50 persen anak yang
terkena meningitis dilaporkan meninggal. Jika
lolos dari maut, balita akan mengalami gejala-
gejala dari sisa penyakitnya seperti lumpuh, tuli,
epilepsi, lamban dan retardasi mental.
2. Orang yang berkumpul atau tinggal di
hunian padat penduduk
Orang yang tinggal perumahan yang padat
penduduk, siswa yang tinggal di asrama,
personil di pangkalan militer atau anak-anak yang
dititipkan di penitipan anak (day care) akan
meningkatkan risiko meningitis. Hal ini karena
penyebaran penyakit menjadi lebih cepat bila
sekelompok orang berkumpul.
3. Ibu hamil
Pada wanita yang hamil, ada peningkatan
kontraksi listeriosis, yaitu infeksi yang disebabkan
oleh bakteri listeria, yang juga dapat
menyebabkan meningitis. Bila ibu hamil memiliki
listeriosis, bayi yang belum lahir pun akan
berisiko terkena.
4. Bekerja di lingkungan yang berhubungan
dengan hewan
Pekerjaan yang selalu berhubungan dengan
hewan, seperti peternak, juga memiliki risiko
tinggi tertular listeria, yang dapat mengakibatkan
meningitis.
5. Orang dengan sistem kekebalan tubuh
lemah antara lain:
- Bayi yang lahir kurang bulan (prematur) dan
berat lahir rendah
- Bayi yang hanya diberi ASI sebentar atau sedikit
- Orang yang sering terpapar asap rokok
- Orang yang sering mengalami infeksi virus di
saluran pernapasan
- Penderita penyakit kronis seperti kanker dan
diabetes, penderita HIV
- Pengguna obat immunosuppresan juga lebih
rentan terhadap meningitis.
Sekitar 25 persen orang yang terkena meningitis
memiliki gejala yang berkembang selama 24
jam. Selebihnya, akan menjadi sakit selama 1
hingga 7 hari. Terkadang, jika seseorang
mengonsumsi antibiotik untuk infeksi lain, gejala
dapat berkembang lebih lama.
Seperti dilansir dari emedicinehealth, gejala
meningitis yang terjadi pada individu dewasa
adalah sebagai berikut:
Gejala umum
1. Sakit kepala
2. Leher kaku
3. Demam dan menggigil
4. Muntah
5. Takut lampu terang (photophobia)
6. Kebingungan
7. Kejang (ini terjadi pada sekitar sepertiga dari
pasien meningitis)
8. Infeksi saluran pernafasan atas (misalnya,
dingin, sakit tenggorokan)
Gejala lain
1. Kelemahan lokal atau kehilangan kekuatan
atau sensasi, terutama di wajah
2. Pembengkakan dan rasa sakit pada satu atau
lebih sendi
3. Ruam yang sering terlihat seperti memar
Thanks for reading & sharing BISNIS ONLINE
0 komentar:
Post a Comment